1. Jenis
Layanan
a. Layanan
Umum
Adalah layanan
pendidikan untuk mengembangkan kemampuan umum seperti yang dibutuhkan anak awas yang
meliputi layanan akademik, latihan, bimbingan dan penyuluhan.
Layanan
yang diberikan terhadap anak tunanetra antara lain :
1) Keterampilan
Anak tuna netra dapat dilatih
mengusai keterampilan seperti : membuat anyaman, kerajinan dari tanah liat, dll
2) Kesenian
Anak tuna netra dapat diarahkan
untuk mempelajari seni musik atau suara karena dapat dilakukan tanpa
menggunakan penglihatan.
3) Olah
raga
Kegiatan olah rga yang dapat
dilakukan anak tuna netra antara lain : atletik, senam, berenang, sepak bola,
tenis meja, dll.
Dalam kegiatan olah raga ada
hal-hal yang harus diperhatikan antara lain : untuk lari jarak dekat digunakan
tali pengarah, untuk bola dilengkapi dengn bunyi-bunyin,serta menggunakan
peluit untuk penunjuk arah.
Layanan umum lainnya adalah layanan
bimbingan umum dan penyuluhan. Layanan ini sangat dibutuhkan terutama dalam
mengatasi dampak kelainan terhadp aspek psikologisnya serta mengembangkan kemampuan
sosialnya.
b. Layanan
khusus/ Layanan rehabilitasi
Adalah layanan yang khusus
diberikan kepada anaktuna netra dalam mengurangi dampak ketuna netraannya
melalui latihan untuk mengembangkan kemampuan yang masih ada. Layanan itu
antara lain :
1) Latihan
membaca dan menulis braille
Anaktuna netra membaca huruf
braille dengan cara meraba titik-titik timbul, untuk memudahkan mengingat titik
itu maka formasi titik diberi nama sesuai dengan urutan nomernya yaitu titik
1,2, 3, 4, 5, dan 6.
2) Latihan
penggunaan tongkat
Dalam penggunaan tongkat,
diperlukan keterampilan tersendiri yang harus diperhatikan oleh anak tuna netra
karena pada saat berjalan dengan tongkat, banyak yang harus diperhtikan,
seperti adannya lubang, tiang listrik, batu besar, dan mobil.
3) Latiahan
orientasi dan mobilitas
Orientasi adalah suatu proses
penggunaan indra yang masih berfungsi untuk menetapkan posisi diri dalam
hubungnnya dengan objek-objek penting dalam lingkungannya ( Irham Hosni, 1996:
5), sedangkan mobilitas adalah kemampuan bergerak dari suatu tempat ke tempat
lain yang diiginka dengan cepat tepat dan aman ( Anastasi, 1996: 149)
Orientasi dan mobilitas tidak dapat
dipisahkan. Orientasi tidak akan berhasil tanpa mobilitas, dan begitu pula
sebaliknya.
4) Latihan
visual atau fungsional penglihatan
Dalam memberikan latihan fungsional
penglihatan ada beberapa persyaratan yang perlu di perhatikan antara lain :
a. Benda
yang digunakan untuk latihan hendkna yang cukup besar.
b. Menggunakan
warna kontras.
c. Cahayayang
cukup terang.
d. Jarak
antara objek dengan mata disesuaikan dengan daya penglihaan anak.
e. Lama
latihan hendaknya disesuaikan dengn tingkat erkembangan dan kematangan anak.
2.
Tempat / sistem layanan
a. Sistem
segregasi
Layanan
pendidikan bagi anak tunanetra yang diberikan ditempat yang khusus bagi
penyandang kelainan, dan penyelenggaraan terpisah dari sekolah biasa atau
sekolah untuk anak awas. Tempat pendidikan melalui sistem segregasi adalah
sebagai berikut :
1. Sekolah
khusus
Sekolah khusus yang konvensional adalah SLB untuk
anak tunanetra bagian A
2. Sekolah
Dasar Luar Biasa (SDLB)
Merupakan suatu sekolah pada tingkat dasar yang
menampung berbagai jenis kelainan, seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
dan tuandaksa
3. Kelas
jauh/ kelas kunjungan
Dibentuk untuk memberikan layanan pendidikan bagi
anak tunanetra yang bertempat tinggal jauh dari SLB atau SDLB
b. Sistem
integrasi
Melaluin sistem ini
anak tunanetra belajar bersama sama dengan anak normal (awas) dengan memperoleh
hak dan kewajiban yang sederajat. Bentuk pendidikan integrasi sebagai berikut :
1. Kelas
biasa dengan guru konsultan
Anak tunanetra mengikuti pembelajaran bersama anak
awas dalam satu kelas dengan menggunakan kurikulum untuk orang awas.
2. Kelas
biasa dengan guru kunjung
Hampir sama dengan kelas biasa dengan guru konsultan
hanya tidak setiap hari bekerja disekolah tersebut
3. Kelas
biasa dengan ruang sumber
Disediakan ruangan khusus untuk pelatihan secara
khusus
4. Kelas
khusus
Suatu kelas di sekolah biasa yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran bagi anak tunanetra
3. Ciri khas layanan
a. anak tunanetra
ditempatkan didepan agar dapat mendengarkan penjelasan guru dengan jelas
b. alat peraga memiliki warna yang kontras
c.
ruang belajar yang cukup penerangan bagi anak low visionWardani,IG.A.K dkk.2011.Pengantar Pendidikan Luar Biasa.Jakarta: Universitas Terbuka
terima kasih infonya, sangat membantu